Penampilan Hotman Paris memang selalu tampil beda. Mewah, ngejreng, selaras, dan meriah. Orang boleh mengatakan norak. Tapi, Hotman bilang, “This is me”.
Dalam dunia pengacara, tampaknya penampilan itu menjadi penting. Di dunia para lawyer, penampilan wah itu sebuah keharusan. Barangkali, ini terkait imej yang ingin dipersepsikan, sehingga ini sangat menentukan positioning. Dengan begitu, kemungkinan besar ini berkaitan dengan tarif yang hendak dipatok. Karena itu, tak heran, bila mayoritas pengacara mengenakan barang-barang branded dan professional look yang elegan.
Mengenai penampilan Hotman Paris, ia pernah berkata bahwa “Penampilan itu bukan untuk pamer, tapi untuk convicing. Tampil dimanapun, kalau penampilannya sudah meyakinkan, orang akan segan,” ujarnya.
Akan tetapi, tidak sedikit yang menilai bahwa ia berpenampilan seolah ingin pamer. Padahal, sesungguhnya ia ingin dilihat (to be seen), bukan untuk pamer (show off). Apabila keinginan dilihat sebagai representasi kemencolokan (stand-out). Sementara itu, keinginan pamer itu merepresentasikan keinginan diakui (recognized) secara status sosial.
Penampilan Hotman Paris Norak?
Mungkin banyak orang yang merasa aneh dengan penampilan Hotman Paris. Barangkali mereka menilai sebagai kampungan alias norak. Ini tidak aneh. Mengapa? Dari sisi sosial-ekonomi, sebagian besar masyarakat kita masih berpendapatan menengah-bawah, sehingga ketika melihat seseorang yang tampil mewah dengan pembawaan sangat percaya bisa menimbulkan persepsi arogan, norak, kampungan, dan lainnya. Setidaknya, ada tiga alasan mengapa banyak orang melihat penampilan Hotman Paris norak.
Pertama, Hotman Paris kerap menggunakan pakaian yang warnanya terlihat mencolok atau ngejreng. Umpamanya, warna merah marun, hijau muda, tosca, dan lainnya. Apalagi setelan jasnya selalu dihiasi dengan pin yang berkilau. Meskipun demikian, bagusnya penampilan Hotman, semuanya terlihat padu.
Kedua, Hotman Paris kerap menggunakan aksesoris atau perhiasan yang harganya mahal dan terlihat mencolok. Contohnya, cincin kuda dengan emas 18 karat. Ini agak aneh di mata orang kebanyakan. Dengan begitu, tak sedikit orang yang menilai penampilan Hotman Paris sebagai Orang Kaya Baru (OKB) yang selalu ingin terlihat.
Ketiga, penampilan Hotman Paris menjadi terkesan kampungan juga dikarenakan oleh gaya bicaranya yang kerap pamer terhadap barang-barang yang dimilikinya. Barangkali orang melihatnya sebagai perilaku sombong. Tetapi, Hotman menganggap bahwa itu sebagai cara mengapresiasi pencapaian kesuksesannya.
Belajar dari Bang Buyung
Saat bekerja di Adnan Buyung Nasution & Partners (ABNP), Hotman Paris banyak belajar dari cara Bang Buyung menjadi advokat. Meskipun pada waktu belakangan mereka menjadi rival dalam membela klien masing-masing, tetapi Hotman mengakui ia banyak belajar dari Bang Buyung.
Dalam hal penampilan, Hotman sendiri mengaku belajar dari (alm.) advokat Adnan Buyung Nasution. Adnan Buyung dikenal sebagai pengacara yang kerap berpenampilan rapi, baik saat menghadapi klien ataupun membantu advokasi masyarakat melalui Lembaga Bantuan Hukumnya (LBH). Lalu, dari gaya intonasi berbicara, Hotman juga mengaku belajar dari Adnan Buyung. “Adnan Buyung itu pandai berbicara dengan intonasi-intonasi yang selalu ditekankan,” ujar Hotman.
Pertama, dari sisi penampilan, Bang Buyung selalu terlihat rapi. Kerap mengenakan setelan jas, dasi dan terlihat lebih profesional. Meskipun banyak menangani perkara pro bono di Lembaga Bantuan Hukum (LBH), tetapi Bang Buyung juga kerap menjaga penampilan profesionalnya.
Dari sini, Hotman belajar bagaimana seorang advokat dalam hal personal grooming. Ia mengakui mengikuti cara-cara Bang Buyung dalam hal berpenampilan. Untuk itu, tak heran apabila kita melihat cara Bang Hotman berpenampilan itu selalu tampil berjas, antara sepatu dan pakaian terlihat warnanya seirama, dan bermerek. Dengan penampilan yang elegan ini, Hotman ingin dipandang punya kapabilitas dan wibawa.
Kedua, dalam hal gaya bicara, Hotman juga mengakui mengikuti gaya bicara Bang Buyung. Dengan suara menggelegar dan tegas, Bang Buyung dinilai punya karakter gaya berbicara yang tersusun dengan baik, dalam pilihan kata maupun intonasinya. Oleh karena itu, Hotman pun banyak belajar dari gaya ngomong Bang Buyung. Dengan memiliki intonasi yang lebih jelas, maka kita bisa menyampaikan pesan apapun dengan lebih jelas dan mudah dipahami.
Berani Beda
Dalam dunia pemasaran, dikenal dengan istilah diferensiasi dan positioning. Diferensiasi ialah faktor pembeda yang diciptakan karena melihat apa yang ditawarkan (offered) dan kompetitor. Dan, positioning adalah upaya memperkuat faktor pembeda itu sehingga tertancap di benak konsumen. Contoh sederhananya, ketika Hotman tampil berbeda, ia ingin berbeda dengan para pengacara lain karena dirinya punya nilai (value) yang berbeda juga yang ingin ditawarkan ke calon kliennya. Dengan cara ini, maka klien ataupun masyarakat memiliki persepsi positioning terhadap dirinya.
Hotman Paris menganggap angin lalu semua anggapan orang terhadap penampilannya. Ia menganggap bahwa apa yang dilakukannya sebagai bagian dari ekspresinya dan ingin membedakan dirinya dengan orang lain. Mengapa harus beda? “Because this is me,” ujarnya saat diwawancara Raffi Ahmad. Jika tidak tampil beda, kita akan hanya menjadi fotokopian buram (faded copy). Padahal, orang-orang besar di dunia, selalu tampil beda menurut dirinya sendiri.
Sebagai the authentic lawyer, penampilan beda sebagai bagian dari ekspresi nurani, pikiran dan tindakannya. Hotman tidak peduli apa yang dikatakan orang. Ia menganggap jauh lebih penting mendengarkan inner voice daripada outer voice yang belum tentu sesuai.
Seperti diakuinya, Hotman Paris banyak belajar dari gaya pengacara Adnan Buyung Nasution dengan cara improvisasi penampilan. Improvisasi yang ditonjolkannya ialah ia selalu berusaha tampil lebih mewah dari pengacara pesaingnya. Mengapa ia berpenampilan mewah? Pertama, dalam beberapa kali kesempatan di media massa, hal paling utama yang mendasarkan Hotman berpenampilan mewah ialah untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.
Menurutnya, tak bisa dipungkiri, jika masyarakat Timur ataupun Indonesia kerap merasa inferior ketika berhadapan dengan orang Barat (bule). Untuk itu, sebagai upaya meningkatkan kepercayaan dirinya (confidence level), Hotman tidak sungkan untuk mengenakan barang-barang mewah atau bermerek dalam berpakaian atau mengenakan aksesorisnya.
Kedua, alasan penampilan Hotman Paris terlihat mewah dan beda ialah untuk tahu siapa sesungguhnya Hotman. Ia ingin menjadi pusat perhatian dan orang-orang tahu siapa dirinya. Apalagi, menurutnya, di industri jasa, penampilan itu sangat penting. Selain melihat portofolio pekerjaan/klien yang pernah ditangani, masyarakat pun menilai apakah penampilannya meyakinkan atau tidak. Untuk itu, Hotman tidak pernah merasa sayang mengeluarkan banyak uang demi tampil beda dan mewah.
Dengan demikian, penampilan Hotman Paris bukanlah dimaksudkan untuk memperlihat kemewahan atau kesombongan, melainkan meningkatkan kepercayaan diri serta terlihat beda dibandingkan yang lainnya. Untuk itu, tidak heran bila penampilannya kerap menjadi buah bibir masyarakat.