Benarkah Hotman Paris Pernah Hampir Bunuh Diri?

  • 3 min read
  • Dec 09, 2020
Hotman Paris pernah hampir bunuh diri

Banyak orang yang tidak tahu bahwa dalam perjalanan kesuksesannya, Hotman Paris pernah hampir bunuh diri. Motif apa yang mendorong Hotman pada keputusan itu?

Saat ini, Hotman Paris merupakan salah satu pengacara papan atas yang punya professional rate fantastis. Karena uang banyak, punya aset fisik di mana, sport car mentereng, dan digandrungi perempuan, kehidupan Hotman seperti berjalan sesuai keinginan. Hidupnya pun terlihat bahagia dan sempurna.

Tetapi, tahukah anda bahwa Hotman Paris pernah hampir bunuh diri karena mengalami depresi pada usia muda? Apa yang melatarbelakangi niatan itu? Pasalnya, saat ia bekerja di Bank Indonesia (BI), Hotman merasa tidak cocok apa yang dikerjakan dengan latar belakang pendidikannya. Selain itu, bayangan akan masa depannya jika bekerja di BI, ia cemas tidak bisa memiliki barang yang diinginkan karena fasilitas gajinya terbatas.

Hotman Paris pernah hampir bunuh diri
Hotman Paris Saat Bekerja di BI. Sumber di sini.

Berlabuh di BI

Cerita Hotman Paris pernah hampir bunuh diri bermula dari pengunduran dirinya di kantor pengacara ternama. Saat itu, Hotman Paris sedang bekerja di Adnan Buyung Nasution & Partners (ABNP), dan ia mendapatkan tawaran bekerja di BI dari Prof. Subekti, dekan FH Universitas Katolik Parahyangan. Saat itu, ia menilai tawarannya cukup menggiurkan. Bagaimana tidak, BI yang dikenal sebagai lembaga negara prestegius dan “dihuni” oleh karyawan yang latar belakang pendidikannya tinggi-tinggi, maka ia pun terpikir untuk pindah dari kantornya.

Hotman Paris pun meminta izin untuk pindah bekerja kepada Adnan Buyung Nasution. Sayang, sang pengacara kawakan itu menolak mentah-mentah permintaan Hotman. Ia pun tak kalah untuk mencari siasat. Akhirnya, Hotman mengakali dengan cara memberikan surat permohonan hasil rekayasa bahwa seolah-seolah kedua orang tuanya mengizinkan Hotman bekerja di BI. Cara ini berhasil, dan ia pun diizinkan untuk pindah bekerja di BI.

Dengan pernyataan surat pengantar dari orang tua yang rekayasa sendiri, Hotman pun mengambil peluang berkarir di Bank Indonesia. Ketika melamar di BI, ia diproyeksikan akan menjadi salah satu pimpinan. Mungkin karena offering yang menarik, Hotman menyukai tawaran ini. Di samping itu, tentu tawaran gaji yang mungkin cukup atraktif.

Akan tetapi, oleh karena tidak berlatarbelakang pendidikan ilmu ekonomi, Hotman pun diwajibkan untuk mengikuti sejumlah training demi mengasah keterampilan teknis di bidang keuangan dan akuntansi. Hampir setahun ia bekerja di institusi ini. Ia merasa bekerja di BI itu tidak sesuai dengan passion-nya. Akibatnya, ia merasa stres hingga Hotman Paris pernah hampir bunuh diri dengan meminum baygon.

“Tapi Hotman sengsara selama di bank Indonesia dan mau bunuh diri minum baygon! Tapi semangat para tukang becak menyelamatkan hotman! Jangan lihat yg sekarang kilau berlianku tapi lihat tumpahan darah dan airmata saat berjuang dulu! Lihat tubuhku di photo amat gersang dan muka stres,” tulis Hotman di Instagramnya.

Sumber di sini.

Namun, ketika bunuh diri itu akan dilakukan, Hotman urung melakukannya karena pada saat bersamaan ia melihat dari jendela kamar kos tukang becak yang tertawa-tawa. Ia berpikir bahwa mereka yang bekerja sebagai tukang becak dengan kesusahan, tetapi masih merasa bahagia, mengapa kita menjadi tidak bahagia. Dari peristiwa itu, ia pun memilih untuk keluar dari BI dan memutuskan bekerja di kantor pengacara lagi. Sejak kejadian Hotman Paris pernah hampir bunuh diri itu, optimisme dan semangat kerjanya pun naik kembali.

Dua Alasan Meninggalkan BI

Sebagaimana dipaparkan di acara Tidak Ada Yang Tak Bisa Bank OCBC NISP bahwa Hotman mengundurkan diri dari BI karena dua alasan. Pertama, meskipun dikenal sebagai salah satu lulusan terbaik FH Unpar, ia merasa tidak sanggup untuk mengikuti penguasaan pengetahuan mengenai dunia keuangan dan perbankan. Memang, ia diberikan fasilitas training dari BI, tetapi ia merasa tidak mampu untuk menyerap dan menjawab seluruh ujian kelulusan dari tes.

Kedua, alasan ketidaknyamanan bekerja di BI itu dilatarbelakangi oleh bayangan akan masa depan yang dinilainya kurang begitu menggiurkan. Hotman Paris pernah bertanya pada salah seorang pimpinan di BI yang sudah lama bekerja di BI. Dari obrolan itu, ia mendapat kesan bahwa mereka yang bekerja lama dinilai pencapaian keuangannya relatif belum sesuai keinginan. Sang pimpinan itu memiliki rumah dari fasilitas kredit BTN dan mobil kijang. Membayangkan kepemilikan aset yang dimiliki dan masa kerja yang sudah lama itu, Hotman pun semakin yakin untuk meninggalkan oleh BI.

Setelah keluar dari BI dan terhindar dari kejadian Hotman Paris pernah hampir bunuh diri itu, ia pun merasa sudah mantap untuk kembali ke karirnya sebagai pengacara. Ia pun menyurati rencana kerja kembali di ABNP. Ternyata, lamaran bekerja kembali itu ditolak. Akhirnya, ia pun melamar bekerja di Makarim & Taira S. Dengan kesadaran yang mantap untuk menekuni profesi sebagai pengacara itu, Hotman pun tidak ingin pindah lagi ke bentuk profesi lain. Di Makarim & Taira S ini pun Hotman bekerja hingga 20 tahun lamanya.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *