Deep Responsibility

  • 2 min read
  • May 17, 2024
Table Of Content [ Close ]

Deep responsibility adalah istilah yang dilontarkan oleh Geoffrey Jones dalam bukunya  Deeply Responsible Business: A Global History of Values-Driven Leadership (2023). Deep responsibility menggambarkan bagaimana gaya kepemimpinan yang dilandasi nilai-nilai (values-based leadership) dan memiliki rasa tanggung jawab yang lebih besar (higher degree of responsibility) daripada sekadar kepentingan bisnis atau kelompoknya.

Sebagai orang yang punya minat terhadap studi sejarah dan manajemen bisnis, ini merupakan salah satu buku menarik untuk dibaca. Pertama, dari sisi penulis, ternyata Harvard Business School punya sejarawan. Geoffrey Jones, penulis buku ini, ternyata sejarawan yang punya spesialisasi sejarah ekonomi & korporasi, dan bukunya jadi studi kasus bisnis dalam program executive education. Buku Deeply Responsible Business ini adalah contoh kasus sejarah kepemimpinan para pemimpin bisnis di Eropa ataupun Asia yang dilandasi spirit rasa tanggung jawab yang lebih besar (deep responsibility) untuk lingkungan masyarakatnya.

Kedua, secara isi, buku ini juga menarik karena Geoffrey Jones menemukan bahwa sejak dahulu para pemimpin bisnis sudah berpikir tentang ukuran kesuksesan bisnis bukanlah sekadar mencari keuntungan semata, melainkan kebermanfaatan di komunitasnya. Melalui bukunya Deeply Responsible Business (2023), Jones menemukan bahwa nilai-nilai spiritual dan kepercayaan menjadi landasan bisnis saat itu.

Ada semacam keinginan untuk mempraktekkan dan merealisasikan nilai-nilai spiritualitas dalam praktek operasi perusahaan. Jones melihatnya ada rasa tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar urusan bisnis semata. Deep responsibility. Misalnya, cokelat Cadburry di Inggris dikenal para pemimpin bisnisnya dipengaruhi oleh ajaran etika protestanisme abad XIX. Produk berkualitas untuk kesehatan konsumen, dan penyediaan rumah untuk karyawan adalah bentuk implementasi ajaran agama. Bagi mereka, urusan mencari uang bisa selaras dengan mendukung komunitasnya. Dengan kata lain, ukuran kesuksesan bisnis bukanlah semata finansial, melainkan sosial.

Dengan demikian, melalui buku ini, Jones sepertinya ingin mengatakan bahwa tentang sustainable business sudah dipikirkan sejak lama. Bukan saat ini semata. Dahulu spirit sustainable business untuk membuktikan bahwa nilai-nilai bisa dipraktekkan di organisasi bisnis. Saat ini, praktek deep responsibility ini sebagai bentuk evolusi atas praktek kapitalisme.

Beyond Self-Interest

Tanggung jawab yang lebih besar ini dimaksudkan tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek atau kelompok tertentu. Melainkan yang lebih luas. Beyond self-interest. Ia akan menjadi impactful leadership yang bermanfaat luas untuk lingkungan dan sosial. Dalam bukunya Give and Take (2013), Adam Grant berpendapat bahwa pemimpin yang sukses adalah seorang givers, bukan takers. Mengapa? Menurut banyak pendapat, orang lebih menyukai mereka yang memberi tanpa menonjolkan kepentinganya. Adam Grant mensimulasikannya bagaimana seorang pemimpin sukses sebagai giver ke dalam matriks yang terdiri dari dua variabel yakni antara concern for self-interest dan concern for others’ interest. Concern for self-interest mencerminkan upaya mendahulukan kepentingan pribadi, sedangkan concern for others’ interest adalah mementingkan orang lain.

Dalam konteks gaya kepemimpinan, concern for others’ interest sebagai cerminan visi besar, dan concern for self-interest merepsentasikan kepentingan individu/kelompok. Bila ia terfokus pada kepentingannya, pemimpin itu dinilai selfish. Sedangkan bila bobot concern for others’ interest terlalu besar sehingga cenderung rendah concern for self-interest, maka pemimpin itu dianggap self-less. Ia rela berkorban, tetapi tidak menguntungkan atau berkelanjutan. Untuk itu, sukses seorang pemimpin itu bila visi besar dan visi kecilnya beriringan. Ia disebut sebagai otherish. Dengan kata lain, menurut hemat penulis, otherish ini memiliki persamanaan deep responsibility yang diungkapkan Geoffrey Jones.

Tri Mumpuni adalah contoh bagaimana kepemimpinan local hero dalam mengembangkan listrik mikrohidro untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pedesaan dan lingkungan. Dalam hal ini, Tri sadar tidak cukup memenuhi kebutuhan listrik untuk warga semata (human-interest), tetapi juga kesinambungan dengan lingkungan (environtment). Mikrohidro dipilih karena memberi kebaikan bagi alam dan manusia. []

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *