Gus Dur punya tempat khusus di kalangan warga Tionghoa Indonesia. Ia adalah orang yang secara formal berani mendukung mereka dengan mengeluarkan Keppres No. 6 Tahun 2000 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat-Istiadat Cina.
Agama Konghucu diakui dan atraksi budaya tradisional mereka pun boleh tampil di publik, yang sebelumnya dilarang.
Ini pelajaran kepemimpinan penting dari figur Gus Dur. Tiga hal:
- Borderless: Gus Dur berani menabrak batas demi kemanusiaan.
- Reflective: Keberaniannya dilandasi fakta sejarah dan untuk kepentingan masa depan.
- Diversity is Advantage: Kekayaan budaya Indonesia adalah sebuah keunggulan, dan etnis Tionghoa punya business wisdom.
Borderless
Berangkat dari akar tradisi pondok pesantren dan santri, Gus Dur justeru ingin membuka sekat batas-batas. Menurutnya, kepemimpinan tidaklah harus dibatasi oleh ruang kelompok tertentu. Satu sama lain dapat berkontribusi bagi peradaban manusia.
Mahatma Gandhi memperjuangkan gerakan kemanusiaan tanpa kekerasan (satyagraha) tidak hanya untuk Hindu. Mother Theresa melayani kebutuhan kaum papa miskin tidak hanya untuk Katolik. Martin Luther King memperjuangkan kesetaraan bukan untuk kulit hitam saja.
Belajar dari mereka, Gus Dur tahu bahwa ia melayani bukan untuk kepentingan santri, ataupun umat Islam semata, melainkan kemanusiaan universal.
Reflective
Menurut Joseph L. Badarraco, penulis Step Back (2020), seorang pemimpin hebat selalu berkaca pada masa lalu: apakah kita sudah berlayar di arah yang benar?
Dengan pengetahuan sejarahnya yang dalam, Gus Dur tahu bahwa keturunan TIonghoa sudah menetap lama di bumi Nusantara.
Untuk itu, sebagai seorang pemimpin, Gus Dur melihat persoalan integrasi etnis Tionghoa ke dalam semangat kebangsaan Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Maka, kepercayaan dan kebudayaan mereka harus diakui oleh negara. Bukan dimusuhi selayaknya dilakukan oleh Orde Baru.

Diversity as Advantage
Dalam sebuah perayaan imlek, Gus Dur berpidato tentang pentingnya menjaga keberagaman di Indonesia. Menurutnya, ini adalah sebuah advantage.
Mengapa?
Dari keberagaman, menurutnya, kita belajar banyak hal. Misalnya, masyarakat Indonesia bisa belajar tentang budaya Tionghoa business wisdom yang mampu bertahan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, keberagaman Indonesia adalah sebuah advantage, yang patut untuk saling dipelajari. []