Sekoci Baru Bernama Telkomsel

  • 3 min read
  • Dec 30, 2020
Sekoci Baru Bernama Telkomsel

Merancang Telkomsel sebagai sekoci baru Telkom merupakan bentuk dari self-disruption pada tahun 1990-an. Ia diluncurkan saat pasar telepon rumah sedang dominan.

Saat pilihannya “disrupt or be disrupted”, tak banyak pemain besar (established player) memilih untuk mendisrupsi dirinya sendiri sebagai bagian dari disrputive innovation agar tetap relevan model bisnisnya dengan target pasar yang disasar. Contohnya yang populer ialah ketika Netflix memilih untuk menutup channel penyewaan DVD melalui jasa pos ke video on demand. Hasilnya, Netflix menjadi pionir di pasar video on demand.

Ternyata, dahulu, Telkom pernah melakukan mendisrupsi dirinya sendiri dengan melahirkan Telkomsel pada tahun 1990-an. Saat itu, bisnis telepon rumah adalah bisnis yang besar. Ia tak ubahnya kapal induk yang menghasilkan 90% sumber penghasilan Telkom. Di tengah kenyamanan besarnya pasar telepon (fixed line) rumah ini, dunia telekomunikasi tengah bergerak ke arah mobile dengan teknologi GSM, dan beberapa pemain swasta sudah menggarap pasar ini. Telkom pun menyambut gelombang revolusi seluler ini dengan mendirikan Telkomsel sebagai sekoci baru bagi kapal induk yang besar.

Setyanto P. Santosa, Dirut Telkom (1992-1996) saat itu, pernah bercerita bahwa Telkomsel didirikan sebagai upaya Telkom menciptakan sekoci baru. Pak Setyanto sudah memprediksikan bahwa teknologi seluler bisa menjadi ancaman serius bagi portofolio Telkom waktu itu yakni telepon rumah (fixed line).

Di tengah besarnya bisnis telepon rumah dan gencarnya membangun kapasitas SST (satuan sambungan telepon), teknologi seluler digital pun (2G) sudah berkembang di tanah air. Dengan begitu, meskipun besar, ia rawan “karam” karena sudah menghadapi ancaman teknologi seluler. Tak ingin kecolongan oleh pemain swasta, Telkompun secara aktif untuk mendapatkan ini. Oleh karena itu, tatkala proyek Sambungan Telepon Bergerak Selular (STBS)-GSM di Batam ini sukses, Telkom pun langsung membentuk tim ad hoc untuk membangun sebagai anak usaha sendiri.

Sekoci Baru Harus Dibagi Dengan Indosat

Namun, di tengah upaya membangun Telkomsel, Pemerintah justeru meminta 50% saham dari Telkom untuk Indosat sesuai dengan surat Menparpostel bernomor 55/MPPT/VIII/1994 tertanggal 23 Agustus 1994. Mengapa? Melihat pentingnya Telkomsel untuk menyambut industri seluler ke depan, maka Pemerintah pun menilai bahwa dalam melakukan IPO, penawaran saham perdana Indosat, akan menarik jika memiliki saham di Telkomsel. Sontak saja, usulan Pemerintah membuat orang-orang Telkom gerah. Permintaan Pemerintah hampir mustahil ditolak. Dengan demikian, Telkomharus pandai bernegosiasi dengan Menparpostel.

Direksi Telkom pun bereaksi dengan mengirimkan surat No. TEL.02/HK.850/KUG-00/94/RHS tertanggal 23 Agustus 1994. Isi dari surat itu meminta agar pembagian saham Telkomsel dibagi secara adil dan lebih besar Telkom daripada Indosat. Hal ini dikarenakan usaha Telkom untuk melahirkan Telkomsel lebih besar, sedangkan Indosat tidak memiliki kontribusi apapun.

Telkom yang membangun dan mengupayakan untuk mendirikan Telkomsel sebagai sekoci baru, tiba-tiba harus berbagi dengan Indosat yang dinilai tidak berkontribusi. Inipun memicu pertentangan di internal perusahaan, sehingga Setyanto harus menenangkan internal Telkom. Untuk menengahi antara Menparpostel dan Telkom, maka Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad selaku pemegang saham BUMN mengeluarkan surat No. S-646/MK.016/199 tanggal 31 Agustus 1994 bahwa Telkom mendapatkan jatah 51%, sedangkan Indosat memiliki 49% saham Telkomsel.

Dengan kesepakatan ini, maka pada tanggal 10 Maret 1995 dibentuklah panitia ad hoc persiapan pembentukan, pembangunan, pengoperasian STBS Telkomsel-GSM. Panitia ad hoc ini terdiri dari 54 orang dengan komposisi 34 karyawan Telkomterbaik dan 22 orang Indosat. Panitia ad hoc diketuai oleh Garuda Sugardo (Telkom) dan wakil ketua adalah Widya Purnama (Indosat). Organisasi panitia ad hoc ini terdiri dari lima bidang yakni infrastruktur, billing & SIM card, keuangan, administrasi dan hukum, serta bidang niaga.

Telkomsel Dilirik Asing?

Di tengah suasana kekompakan Telkom-Indosat untuk persiapan pembentukan Telkomsel, tiba-tiba muncul surat No. 18/MPPT/II/1995 tanggal 20 Februari 1995. Isi surat ini menggemparkan Telkom lagi: arahan Menparpostel agar Telkom-Indosat bisa berbagi saham Telkomsel-GSM kepada PT Telekomindo Primabhakti yang meminta partisipasi dalam bisnis ini. Praktis, surat arahan Menparpostel itu intinya agar Telkom-Indosat bisa berbagi saham ke Telekomindo.

Tetapi, lagi-lagi, Telkom dan Indosat tidak membagi saham ini kepada Telekomindo. Hal ini dikarenakan kredibilitas Telekomindo yang masih kurang bagus dalam menggarap STKB-N di beberapa daerah. Menteri Keuangan Mar’ie Muhammad menerbitkan surat No. SR-202/MK.016/1995 tertanggal 12 April 1995 yang ditujukan kepada Menparpostel tentang susunan BOD dan Dewan Komisaris. Dengan terbitnya surat ini, maka tidak ada yang boleh masuk ke dalam Telkomsel sebelum perusahaan ini terbentuk.

Sekoci Baru Bernama Telkomsel
Susunan Direksi Telkomsel Saat Didirikan. Sumber foto diolah dari berbagai sumber.

Empat hari setelah surat Menkeu itu dikeluarkan, pada tanggal 26 Mei 1995, PT Telekomunikasi Seluler pun berdiri. Komposisi dewan komisaris dan direksi terlampir di atas. Telekomindo yang ngebet ingin mendapatkan saham Telkomsel, akhirnya memilih untuk mendirikan Excelcomindo Pratama, sebagai GSM ketiga setelah Satelindo dan Telkomsel.

Dengan modal yang disetor Rp 162,5 miliar, Telkom menyertakan Rp 88 miliar dan Indosat Rp 79 miliar. Modal ini dirasa belum cukup. Untuk itu, pada Rapat Umum Pemegang Saham pertama Telkomsel tanggal 18 Juli 1995, perusahaan pun merasa perlu pun melakukan pencarian strategic sales saham mencapai 20% untuk mendorong kemajuan perusahaan. Syarat peserta mitra adalah pemain GSM kelas dunia dan bersedia melakukan transfer pengetahuan, international expertise dan pengembangan sumber daya manusia. Calon mitra global ditawarkan saham 17,5% dan lokal 5%. Setelah proses best and final offering, akhirnya dipilih KPN Nethelands dan Setdco Megacell Asia. Dengan demikian, lahir dan tumbuhlah Telkomsel sebagai sekoci baru, yang ternyata menjadi besar, bahkan melampaui induknya sendiri.

Sumber foto: Telkomsel

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *