Habibie dan GSM

  • 3 min read
  • Dec 30, 2020
Habibie dan GSM

Pada tahun 1990-an, Menristek B.J Habibie dan GSM tidak bisa dilepaskan. Implementasi teknologi ini didorong atas inisiatifnya.

Awal-mula tentang revolusi seluler dan cikal-bakal kelahiran Telkomsel dimulai dari cerita Habibie dan GSM. Apa kaitannya?

Pada Rabu malam 14 Juli 1993, tiga direksi Telkom yakni Direktur Utama Setyanto P. Santosa, Direktur Rekayasa Wisnu A. Marantika, dan Direktur Pembangunan Koesmarihati menghadap ke Menteri Riset dan Teknologi B.J Habibie. Mereka membawa selembar kertas yang berisi tiga usulan teknologi seluler yang akan diimplementasikan di Indonesia yakni Japanese Digital Cellular, American Digital Cellular, dan Global Mobile System (GSM). Berdasarkan pengalaman di Eropa, maka Habibie pun menyetujui agar Indonesia menerapkan GSM.

Mengapa GSM dipilih? Ada dua parameter yang ditetapkan yakni operationally proven dan commercially proven. Di benua asalnya, GSM telah banyak digunakan di Eropa. Sistem ini bisa diterima oleh negara-negara maju di Eropa karena biaya operasional lebih murah. Sementara itu, secara komersial, GSM bisa diterima di berbagai negara dan lebih menguntungkan daripada AMPS.

Oleh karena itu, berdasarkan arahan Habibie, Telkom pun memilih teknologi GSM untuk diterapkan di Indonesia. Lalu, di mana GSM akan diimplementasikan? Kepulauan Batam dan Bintan dipilih sebagai pilot project untuk implementasi GSM. Mengapa Batam-Bintan? Ada beberapa alasan. Pertama, wilayah itu dikelolah oleh Menristek Habibie, sehingga bisa lebih leluasa untuk pilot project. Kedua, Batam berdekatan dengan Singapura, sehingga ini bisa menjadi spirit nasionalisme untuk bisa “unjuk gigi” kepada negara tetangga. Dengan demikian, Habibie dan GSM punya cerita menarik.

Sejak disetujui oleh Habibie, Telkom sudah mempersiapkan teknis implementasi GSM-nya. Namun, saat tim akan berjalan, Dirjen Postel mengeluarkan surat yang menyatakan bahwa pemegang pilot project GSM di Batam-Bintan adalah PT Wahana Komunikatama dan PT Beringin Komunikatama sesuai dengan Surat Keputusan Dirjen Postel Djakaria A. Purawidjaja No. 4243/Dirjen/1993. Surat ini disampaikan ke lima instansi yakni Menparpostel, Sekjend, Irjen, Dirut Telkom, dan Dirut PT Inti.

Sontak saja, SK itu membuat pihak Telkom kaget. Pasalnya, pilot project akan dikerjakan oleh Grup Komunikatama, tetapi Telkom terlibat untuk operasional. Telkom pun protes dan meminta dibatalkan terhadap Dirjen Postel atas SK tersebut. Telkom sudah merasa mendapatkan “lampu hijau” dari pak Habibie terlebih dahulu, yang notabene orang kepercayaan pak Harto (Soeharto). Arahan Habibie dan GSM di Batam-Bintan sudah direncanakan.

Pada 18 Oktober, sang pemilik Komunikatama Grup Letnan Jenderal (purn) Ahmad Kemal Idris merasa gerah dengan penolakan Telkom. Ia pun datang ke Graha Citra Caraka Telkom untuk “menagih” partisipasi Telkom. Dan, ia terlihat galak hingga menggebrak meja karena Telkom mengambil alih pilot project dan tidak mau membantu. Kala itu, Dirut dan Direktur Pembangunan hadir untuk menangani sang jenderal.

Akhirnya, pertemuan dengan sang jenderal itu telah memicu terjadinya pertemuan tertutup antara Menparpostel, Dirjen Postel, Stah Ahli Menparpostel, dan Dirut Telkom. Agenda pertemuan itu ialah membatalkan keterlibatan Grup Komunikatama sesuai dengan SK No. 4243/Dirjen/1993. Dan, secara tegas menunjuk Telkom bersama PT Inti untuk menyelenggarakan pilot project di Batam dan Bintan. Pada tanggal 8 November 1993, Menparpostel Joop Ave mengeluarkan instruksi kepada Dirut Telkom bernomor 89/MPPT/XI/1993 perihal pembangunan pertama proyek STBS-GSM di Batam-Bintan.

Surat Menparpostel ini berisi ultimatum: pelaksanaan STBS-GSM ini harus rampung ujicoba pada tanggal 1 Januari 1994. Artinya, Telkom memiliki waktu sekitar 50 hari untuk menyelesaikan seluruh kegiatan proyek hingga berhasil. Jika tidak berhasil terpasang pada 1 Januari 1994, Telkom pun tidak akan dilibatkan dalam proyek GSM. Sejak itu, tim pun langsung tancap gas karena tidak ingin kecolongan lagi oleh perusahaan lain. Cerita Habibie dan GSM pun dipersiapkan agar tidak melebihi tenggat yang ditentukan.

Habibie dan GSM
Habibie Melakukan Uji Coba GSM. Sumber foto di sini.

Sebelum Ayam Berkokok

Dalam bukunya Telkomsel in First Era (2017), Garuda Sugardo menyebutkan pilot project STBS-GSM ini ibarat legenda Sangkuriang: membangun perahu besar untuk Dayang Sumbi dalam semalam dan harus selesai sebelum ayam berkokok. Begitupun pilot project STBS-GSM di Batam-Bintan ini, pekerjaan tersebut harus selesai sebelum ayam berkokok di tanggal 1 Januari 1994 untuk sistem mobile to mobile, dan 1 April 1994 untuk mobile to fixed.

Mengapa Telkom diberi waktu sangat singkat? Ini tidak lepas dari begitu bermuatan politisnya proyek implementasi GSM di tanah air. Kala itu, banyak perusahaan yang ngebet ingin mengimplementasikan GSM. Untuk itu, agar tidak disalip oleh pemain swasta, Telkom harus menerima tantangan dari Menparpostel untuk mengerjakan dalam waktu 50 hari: pembelian perangkat, persiapan site, rise floor, catu daya, dan penyediaan link transmisi. Dalam waktu itu, Telkom harus membeli perangkat ke Ericson dan Siemens melalui PT Inti.

Dengan demikian, Telkom pun menyanggupi agar pelaksanaan proyek GSM di Pulau Batam-Bintan secara cepat. Bagi Telkom, ini adalah pertaruhan harga diri perusahaan di mata Pemerintah. Untuk itu, Telkom berkepentingan agar pemasangan perangkat infrastruktur GSM ini bisa berhasil. Pada saat itu, Dirut Telkom Setyanto P. Santosa mendapatkan tantangan agar merampungkan proyek GSM di Batam. Berdasarkan buku Herdy R Rahman Strongest by Best People (2015), jika gagal, maka pertaruhannya, Telkom tidak mendapatkan hak pengelolaan teknologi seluler di tanah air.

Sebagai penyemangat, kala itu Telkom membuat merchandise dengan tagline “makes the world one”. Dengan tagline itu, Telkom diharapkan bisa bergabung dengan negara lain yang telah menggunakan GSM. Walaupun kondisinya dikejar oleh waktu dan keterbatasan, tim Telkom dipaksa untuk berhasil mengimplementasikan proyek ini.

Bersyukur, proyek ini berjalan dengan baik. Proyek ini berhasil ujicoba sehingga mendapatkan apresiasi positif dari Pemerintah. Ini adalah cikal-bakal lahirnya Telkomsel. Memang, kelahiran Telkomsel diresmikan pada tanggal 26 Mei 1995. Tetapi, sesungguhnya, cikal-bakal Telkomsel berawal dari pemasangan BTS di Pulau Batam-Bintan ini. Kesuksesan pemasangan ini yang memungkinkan Telkom mendapatkan hak lisensi untuk mengimplementasikan proyek teknologi GSM. Habibie dan GSM pun menjadi bagian dari cerita awal-mula revolusi seluler di tanah air.

Sumber foto: Detik & ShopBack

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *