Kegelisahan Bang Rizal Ramli Sebelum Kepergiannya

  • 4 min read
  • Jan 04, 2024

Kamis ini (4/1), tokoh aktivis pergerakan Dr. Rizal Ramli atau akrab disapa Bang RR dikebumikan di TPU Jeruk Purut setelah dikabarkan meninggal pada Selasa malam (2/1). Tokoh yang sepanjang hidupnya didedikasikan berjuang untuk kepentingan rakyat, sebagaimana mantan bosnya Gus Dur, ia tidak pernah terdengar sakit tapi tiba-tiba kita dikejutkan oleh kepergiannya. Sebuah kehilangan besar bagi Indonesia di tengah kondisi politik dan ekonomi hari ini yang butuh kritik dan solusi dari dirinya. Sebab, beberapa waktu sebelum pegi, banyak isu dan kegelisahan Bang RR yang kerap disuarakan di berbagai media.

Sebelum meninggalnya, Bang RR masih terlihat sehat dan kuat memperjuangkan beberapa isu politik dan ekonomi yang penting seperti gugatan UU Ciptaker, gugatan UU Pemilu 2017, mengkritik keras praktek dinasti politik presiden dan keluarganya, kritik pengelolaan utang negara, dan lainnya. Salah satunya yang ingin Bang RR perbaiki adalah kualitas demokrasi dengan menghapuskan presidential treshold 20%.

Secara personal, dalam beberapa tahun terakhir, penulis kerap menemui Bang RR di rumahnya yang asri di daerah Jakarta Selatan untuk menulis buku Pemimpin Amanah: Seni Memimpin Rizal Ramli Membawa Angin Perubahan (2023). Salah satu kegelisahan Bang RR akhir-akhir ini adalah sistem seleksi dan kualitas kepemimpinan nasional yang tidak mampu merealisasikan janji-janji politiknya. Para pemimpin hari ini dinilai tidak amanah karena cenderung mengabdi pada kepentingan oligarki. Inilah yang melahirkan ketidakpuasan masyarakat karena para pemimpinnya tidak melayani kepentingan mereka.

Buku Pemimpin Amanah: Seni Memimpin Rizal Ramli Membawa Angin Perubahan (2023).

Sebagai orang yang punya pengalaman memimpin sejak muda dan pergaulan luas, kegelisahaan Bang RR dengan kondisi Indonesia karena dianggap tidak memiliki pemimpin kapabel. Apalagi, menurutnya, Indonesia sejak dulu mampu melahirkan para pemimpin berkelas dan diakui dunia. Tetapi, akhir-akhir ini, yang muncul di permukaan dan memiliki amanat untuk memimpin negara dinilai berkualitas KW 2. Untuk itu, dari sisi langkah politik dan hukum, Bang RR bersama tokoh pro-demokrasi adalah orang yang konsisten untuk mengkritik dan mengajukan gugatan presidential treshold ke Mahkamah Konstitusi, yang dinilai menghambat munculnya pemimpin-pemimpin baru berintegritas.

Kesempatan yang Hilang

Sebenarnya, Bang RR telah menyoroti isu tentang kepemimpinan ini sejak muda. Ketika muda, kegelisahan Bang RR terbesar adalah mengapa Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, tetapi rakyatnya miskin dan tidak mampu bersekolah. Ini dipicu lantaran saat mengunjungi Jepang pada 1976, Bang RR kagum bahwa negara itu mampu bangkit dari kekalahan perang Dunia ke-2 dan menjadi kekuatan baru di Asia. Dari situ, Bang RR menilai bahwa SDM yang menentukan kebangkitan Jepang. Maka, Bang RR dan teman-teman mahasiswa di tahun 1977-78 menginisiasi gerakan anti-kebodohan dan mengkritik praktek Pemerintah Orde Baru yang korup. Bang RR dan teman-temannya sendiri menerbitkan Buku Putih Perjuangan Mahasiswa 1978, yang menurut editor jurnal Indonesia Cornell University dianggap sebagai salah satu kritik pemerintahan Orde Baru paling sistematis dan disusun oleh mahasiswa. Para penyusunnya, mahasiswa ITB, pun ditangkap. Tidak lama setelah terbit, buku itu dilarang,  tetapi buku tersebut malah diterjemahkan dan diterbitkan oleh jurnal Indonesia.

Bang RR sendiri tumbuh besar di era tahun 1970-an, di mana banyak negara-negara Asia sedang berbenah. Dan, ia menyaksikan negara-negara yang dahulu sama miskinnya atau bahkan di bawah Indonesia tetapi mampu bertransformasi menjadi negara maju. Sebaliknya, Indonesia tidak bertransformasi seperti mereka. Indikator yang digunakan adalah pendapatan per kapita, misalnya. Jika pada akhir 1960-an sebagian besar negara di Asia berada di level US$ 100 per kapita, sekarang mengalami perbedaan yang mencolok. Sebagai gambaran, Indonesia baru pada tahap sekitar US$ 4.000, sedangkan Malaysia hampir tiga kali lebih besar, pendapatan warga Singapura lebih dari sepuluh puluh kali lebih besar, begitupun Korea Selatan, dan lainnya. “What went wrong?” ujar Bang RR suatu ketika.

Sebagai negara dengan sumber daya berlimpah, kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan keunggulan itu menjadi peluang untuk menyejehaterakan rakyat akibat pemimpin yang dipilih tidak amanah. Dari setiap pergantian pemimpin, negeri ini kerap mengalami kesempatan yang hilang (missed opportunity). Padahal, menurut Bang RR, negara lain di Asia yang dulu kondisinya sama-sama miskin seperti Indonesia mampu berubah memanfaatkan peluang sehingga mampu menyejahterakan rakyatnya. Kuncinya, perubahan ini bergantung pada figur pemimpin amanah: mereka yang bekerja tulus dan mengabdi untuk kepentingan rakyat dan bangsa. Bukan pada oligarki.

Demokrasi Kriminal

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kegelisahan Bang RR mengarah pada demokrasi kriminal sebagai penyebab bobroknya kualitas kepemimpinan dipicu oleh politik uang. Politik uang itu yang membuat demokrasi tidak mampu merealisasikan kesejahteraan bagi rakyat, justeru malah menghasilkan praktek kekuasaan yang diatur oleh uang. Dan, menurut Bang RR, salah satu cara memperbaikinya adalah merevisi UU Pemilu 2017 mengenai ambang batas 20% untuk pemilihan. Adanya ambang batas 20% ini amat merugikan rakyat: sistem seleksi kepemimpinan menjadi tidak kompetitif dan memperkuat arus money politics dalam rekrutmen serta promosi calon pemimpin. Untuk itu, tak heran bila Bang RR adalah orang yang paling getol mengkritik UU ini dan menggugatnya. Sayang, hingga ia meninggal, UU itu masih terus berjalan.

Karena adanya presidential treshold 20% yang diatur dalam UU No. 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, ini tidak memungkinkan orang berintegritas tampil di kontes kepemimpinan, baik di tingkat lokal ataupun nasional. Padahal, banyak orang Indonesia yang amanah, berintegritas, kapabel, dan visioner. Bang RR berkeyakinan bahwa pemimpin amanah di berbagai level tidak akan pernah muncul ke permukaan dari sistem presidential treshold 20% ini, karena mereka “dipaksa” untuk mengijonkan dirinya bisa agar dibiayai oleh oligarki untuk mendapatkan dukungan partai-partai besar. Konsekuensinya, mereka yang terpilih dari sistem presidential treshold 20% ini tersandera oleh oligarki dan parpol pengusung, dan pada akhirnya tidak berpihak pada rakyat. Ini kegelisahan Bang RR yang sering diungkapkan di media sosial akhir-akhir ini.

Mesin Kepemimpinan

Banyak orang mengira bahwa bila Bang RR mendorong dihapusnya ambang batas 20% ini berkaitan ambisinya untuk bisa maju di kontestasi Pilpres. Ya, Bang RR memang berambisi secara terbuka menjadi presiden sejak tahun 2009 karena ia merasa mampu memimpin Indonesia. Tetapi, lebih dari itu, Bang RR ingin semua putra-putri terbaik, bisa maju ke gelanggang politik tanpa harus dibebani ambang batas 20%. Dengan begitu, Pemilu adalah ajang memunculkan para pemimpin alternatif, tanpa didominasi oleh mereka yang punya mesin uang dan kekuasaan.

Dalam bukunya The Cycle of Leadership (2002), pakar manajemen kepemimpinan Noel M. dan Nancy Cardwell mengatakan bahwa organisasi yang memiliki “mesin kepemimpinan” akan menjadi lebih survive terhadap perubahan dan relevan di masa depan. Stok calon pemimpin melimpah di semua level, dari bawah hingga tingkat atas. Itulah sebabnya, tugas berat seorang pemimpin bukanlah mencapai target kinerja ataupun memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan, melainkan melahirkan para calon pemimpin. Adanya calon pemimpin ini, organisasi tidak akan khawatir dengan keberlanjutan organisasi, capaian target dan kesiapan menghadapi perubahan yang tak menentu.

Dengan demikian, dari sisi kacamata manajemen, keinginan dan kegelisahan Bang RR mendorong untuk dihapuskannya ambang batas 20% ini masuk akal. Ia semata-mata ingin Indonesia mampu survive di persaingan global dan maju karena punya stok punya calon-calon pemimpin baru, yang berjuang untuk kepentingan rakyat dan nasional.

Selamat jalan Bang RR… Terimakasih atas kegelisahan-kegelisahanmu yang telah menyadarkan kami untuk terus bergerak dan berjuang. []

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *