Pemimpin Itu Seorang Guru

  • 3 min read
  • Nov 25, 2020
seorang guru

The best leader as great teacher. Pemimpin sebagai seorang guru. Pada dasarnya, sebagaimana ditulis oleh David Marquet, seorang pemimpin adalah a good communicator.

Menurut Noel Tichy, salah satu pembeda perusahaan yang hebat dan tidak ialah terletak pada “mesin kepemimpinan” (leadership engine) yang ada di dalam organisasinya. Mesin kepemimpinan di sini diartikan sebagai sistem dan perangkat yang memungkinkan organisasi dapat menciptakan calon-calon pemimpin baru. Dengan demikian, sustainability perusahaan dapat terus berlanjut dan kompetitif.

Mesin kepemimpinan ini sangatlah mungkin dikembangkan bila pemimpin memiliki mindset dan etos sebagaimana laiknya seorang guru. Selain memiliki posisi sebagai atasan, pemimpin sebaiknya bertindak sebagai pendidik, motivator, pengajar, role model, dan lainnya.

Contohnya, seorang pemimpin haruslah pandai menyampaikan pesan dengan sangat jelas, memotivasi dan inspirasi. Karena ucapannya sangat penting di mata anak buah, maka secara otomatis perilaku pun menjadi perhatian. Secara sederhana, bawahan akan selalu melihat alignment antara ucapan dan perbuatan. Sebagaimana diungkapkan oleh James Kouzes dan Barry Posner dalam bukunya Credibility (2011), bahwa kredibilitas seorang pemimpin terletak pada keterkaitan antara ucapan dengan perbuatan. “Credibility is mostly about consistency between words and deeds. People listen to the words and look at the deeds,” tulis James & Barry.

Saat bekerja di kantor lama, Inventure, saya sering ikut atasan untuk meeting dengan Arief Yahya ketika menjadi direktur di Telkom. Saat itu, pak AY, sering mengungkapkan pentingnya pemimpin di level apapun laiknya seorang guru. Ia harus pintar mengajarkan anak buahnya agar bisa (will) dan mampu (can). Will itu cerminan dari karakter dan can adalah bentuk dari kompetensi.

seorang guru
Pemimpin Itu Panutan. Sumber gambar di sini.

Lalu, apa prasyarat menjadi pemimpin seperti seorang guru? Dari pengamatan dan sejumlah literatur, saya menilai ada lima hal yang bisa kita praktekkan.

#1 Laiknya Seorang Guru, Pemimpin itu Visioner

Seorang guru kerap dinilai visioner. Mengapa? Mereka berusaha untuk memantik imajinasi muridnya agar kelas mengikuti apa yang disarankannya. Tak hanya itu, seorang guru seringkali mendorong agar murid-muridnya lebih baik daripada pencapaian dirinya sendiri. Steve Jobs merupakan contoh pemimpin yang visioner. Ia tahu apa yang diinginkannya dan mendorong seluruh anak buahnya untuk mencapainya, bahkan melebihi ekspektasinya sendiri.

#2 Menyampaikan Pesan Secara Jelas dan Sederhana

Dalam menyampaikan pesan apapun kepada bawahan atau audiens luas, pemimpin haruslah seperti seorang guru, mampu menjelaskan secara jelas dan sederhana. Dengan cara ini, maka pesan atau dorongan diharapkan bisa tersampaikan secara efektif. Contohnya, Bung Karno selalu mampu menyampaikan pesan-pesan dengan jelas dan sederhana, sehingga rakyat pun terdorong untuk mengikuti kata-katanya.

#3 Integritas Sebagai Modal Role Model

Menjadi pemimpin itu berat. Ia harus jadi role model. Ketika dituntut menjadi suri tauladan, maka seorang pemimpin harus berintegritas. Secara sederhana, integritas itu berarti kejujuran, bisa dipercaya (baik dari perkataan maupun tindakan) dan bebas kepentingan (less self-interest). Seorang guru, tidaklah sekadar mengajarkan materi pelajaran, melainkan juga berusaha menjadi tauladan bagi murid-muridnya.

#4 Great Motivator

Pemimpin itu harus dapat memotivasi dan meng-coach. Dimanapun, kapanpun dan materi apapun. Terkadang, pemimpin dimintai pendapat atau saran tentang permasalahan profesional ataupun personal. Ini mirip seorang guru yang kerap dimintai pendapat oleh muridnya, baik di kala jam belajar dengan topik pelajaran ataupun di luar itu semua.

#5 Great Leaders Create More Leaders

Ibarat seorang guru, pemimpin selayaknya mampu menciptakan calon pemimpin baru di semua level. Ia tidak hanya mementingkan dirinya sendiri, melainkan keberlanjutan organisasi atau komunitas yang dipimpinnya. Untuk itu, sebagai pemimpin, ia harus memiliki kemampuan empowerment agar bisa mengangkat bawahannya untuk siap menjadi pemimpin yang baru. Inilah yang disebut sebagai leadership engine.

Melihat kelima cara di atas yang sangat familiar dengan praktik kepemimpinan, tak heran apabila pemimpin itu diasosiasikan dengan seorang guru. Menurut Noel Tichy, salah satu yang membedakan perusahaan itu hebat atau tidak terletak pada “pabrikasi” penciptaan pemimpin. Apabila organisasi kita bisa menjadi mesin untuk menciptakan calon pemimpin-pemimpin baru, maka perusahaan itu akan lebih sustainable.

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *