𝐈𝐊𝐍 𝐝𝐚𝐧 π–πšπ«π’π¬πšπ§ 𝐊𝐞𝐩𝐞𝐦𝐒𝐦𝐩𝐒𝐧𝐚𝐧

  • 1 min read
  • Aug 07, 2023

Pada tanggal 8 Agustus ini, buku The Road to Nusantara: Process, Challenges and Opportunities (2023) akan diluncurkan di Badan Riset dan Inovasi Nasional Jakarta. Buku terbitanΒ ISEAS ini mengulas tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang akan dibangun dari berbagai perspektif pakar. Saya ikut serta riset dan menulis tipis-tipis di salah satu bab buku ini bersama rekan-rekan BRIN dan mentor dari ISEAS. Sedikit saya spill yang saya tulis aja ya hehe…

Dengan perspektif historical studies, cerita upaya perpindahan IKN sudah terjadi sejak Bung Karno hingga Presiden Jokowi. Di tengah upaya itu, kerapkali ada motif jangka pendek dibaliknya, baik secara politik dan ekonomi. Upaya perpindahan IKN pun kerap dipenuhi narasi simbol transformasi sebuah negara dan cita-cita pemerataan pembangunan, yang sayangnya kerap berkelindan dengan kepentingan ekonomi atau politik para elit.

IKN Sebagai Warisan Kepemimpinan?

Dalam perspektif lain, saya melihat, ambisi memindahkan IKN itu mencerminkan hasrat ingin menancapkan warisan kepemimpinan di eranya. Dan, cerita kepemimpinan di negara ini, umumnya, warisan kepemimpinan itu termanifestasi dlm bentuk infrastruktur, bangunan fisik nan ikonik, dll. Barangkali, hal yang tangible bisa dirasakan langsung manfaatnya dan cukup efektif untuk kepentingan membangun imej. Para pemimpin kita seolah terjebak di sini.

Warisan kepemimpinan bergantung pada benda dinilai short-term, sedangkan orang dianggap long-term.

Iryan Ali

Rupanya, menurut pakar, warisan terbaik seorang pemimpin bukanlah bangunan fisik, monumen atau bangunan ikonik lainnya. Melainkan, pada orang. Warisan kepemimpinan bergantung pada benda dinilai short-term, sedangkan orang dianggap long-term.

“π‘‡π‘œπ‘œ π‘œπ‘“π‘‘π‘’π‘› π‘™π‘’π‘Žπ‘‘π‘’π‘Ÿπ‘  𝑝𝑒𝑑 π‘‘β„Žπ‘’π‘–π‘Ÿ π‘’π‘›π‘’π‘Ÿπ‘”π‘¦ π‘–π‘›π‘‘π‘œ π‘œπ‘Ÿπ‘”π‘Žπ‘›π‘–π‘§π‘Žπ‘‘π‘–π‘œπ‘›π‘ , 𝑏𝑒𝑖𝑙𝑑𝑖𝑛𝑔𝑠, π‘ π‘¦π‘ π‘‘π‘’π‘šπ‘ , π‘œπ‘Ÿ π‘œπ‘‘β„Žπ‘’π‘Ÿ 𝑙𝑖𝑓𝑒𝑙𝑒𝑠𝑠 π‘œπ‘π‘—π‘’π‘π‘‘. 𝐡𝑒𝑑 π‘œπ‘›π‘™π‘¦ π‘π‘’π‘œπ‘π‘™π‘’ 𝑙𝑖𝑣𝑒 π‘œπ‘› π‘Žπ‘“π‘‘π‘’π‘Ÿ 𝑀𝑒 π‘Žπ‘Ÿπ‘’ π‘”π‘œπ‘›π‘’. πΈπ‘£π‘’π‘Ÿπ‘¦π‘‘β„Žπ‘–π‘›π‘” 𝑒𝑙𝑠𝑒 𝑖𝑠 π‘‘π‘’π‘šπ‘π‘œπ‘Ÿπ‘Žπ‘Ÿπ‘¦,” tulis 𝐉𝐨𝐑𝐧 𝐂. 𝐌𝐚𝐱𝐰𝐞π₯π₯ dlm buku π‘‡β„Žπ‘’ 21 πΌπ‘Ÿπ‘Ÿπ‘’π‘“π‘’π‘‘π‘Žπ‘π‘™π‘’ πΏπ‘Žπ‘€π‘  π‘œπ‘“ πΏπ‘’π‘Žπ‘‘π‘’π‘Ÿπ‘ β„Žπ‘–π‘ (2007).

“𝑨 π’π’†π’ˆπ’‚π’„π’š π’π’Šπ’—π’†π’” 𝒐𝒏 π’Šπ’ 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆, 𝒏𝒐𝒕 π’•π’‰π’Šπ’π’ˆπ’”.”

John C. Maxwell

Warisan kepemimpinan itu hidup pada masyarakat, anak buah, atau sosok pengganti, seperti visi, nilai-nilai, integritas, budaya kerja, dll. “𝑨 π’π’†π’ˆπ’‚π’„π’š π’π’Šπ’—π’†π’” 𝒐𝒏 π’Šπ’ 𝒑𝒆𝒐𝒑𝒍𝒆, 𝒏𝒐𝒕 π’•π’‰π’Šπ’π’ˆπ’”,” tegas Maxwell.

Maxwell mencontohkan warisan terbesar 𝐌𝐨𝐭𝐑𝐞𝐫 π“π‘πžπ«πžπ¬π¬πš adalah para penerusnya yang ikhlas membantu masyrakat. “𝑺𝒉𝒆 π’˜π’‚π’” π’ˆπ’π’π’†, 𝒃𝒖𝒕 𝒉𝒆𝒓 π’π’†π’ˆπ’‚π’„π’š π’˜π’‚π’” π’„π’π’π’•π’Šπ’π’–π’Šπ’π’ˆ. She had made an impact on the world, and she had developed leaders who were carrying on her vision,” ceritanya ketika berkunjung ke Mother House Kolkata. []

Related Post :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *